Penelitian ini menganalisis dinamika upaya pelestarian kesenian tradisional Betawi
sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) di tengah Transformasi Urban Jakarta. Fokus
penelitian adalah kesenian Ondel Ondel, Gambang Kromong, Samrah Betawi, dan
Wayang Kulit Betawi, yang mewakili berbagai kategori keberlangsungan WBTb: Masih
Bertahan, Sedang Berkembang, Sudah Berkurang, dan Terancam Punah. Penelitian ini
bertujuan untuk memahami persepsi pelaku budaya terhadap relevansi kesenian Betawi
sebagai ekspresi budaya; menjelaskan bagaimana pengakuan WBTb memperkuat kapital
simbolik sebagai simbol identitas kolektif; serta menganalisis dinamika antara pelestarian
autentisitas budaya dan tekanan komersialisasi dalam kerangka rantai nilai budaya.
Menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini mengintegrasikan teori kapital
Simbolik (Bourdieu & Wacquant, 2013a) dan nilai imajinatif (Beckert, 2010) untuk
mengkaji tantangan pelestarian di tengah transformasi urban Jakarta. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengakuan WBTb berhasil memperkuat legitimasi simbolik dan
membuka akses ke sumber daya. Namun, keberlangsungan kesenian sangat bergantung
pada regenerasi komunitas, relevansi naratif, dan kemampuan mengelola ketegangan
antara nilai budaya dan tekanan pasar. Transformasi urban Jakarta menjadi tantangan besar
yang memerlukan kebijakan pelestarian berbasis komunitas, bukan hanya pengakuan
simbolik semata.
Deskripsi Lengkap