Penelitian ini membahas mengenai politik etnis dalam Pemilihan Kepala Daerah
Kabupaten Nias Selatan Tahun 2020 yang menunjukan penggunaan strategi mobilisasi
etnis dalam memenangkan kontestasi Pilkada Nias Selatan 2020. Penelitian ini
menggunakan teori mobilisasi etnis Thelma (2024). Metode penelitian yang digunakan
yaitu metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan wawancara mendalam dan studi pustaka. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa Paslon Hilarius Duha-Firman Giawa dan Paslon Idealisman Dachi-
Sozanolo Nduru dalam Pilkada Nias Selatan 2020 memanfaatkan etnis sebagai basis
mobilisasi melalui strategi penggabungan etnis Öri Gomo dan Öri Raya untuk
membentuk basis dukungan. Hasil perolehan suara menunjukan kemenangan Paslon
Hilarius Duha-Firman Giawa. Hilarius Duha-Firman Giawa berhasil memobilisasi etnis
melalui pendekatan identitas kebudayaan. Sementara Paslon Idealisman Dachi-Sozanolo
Nduru yang melakukan strategi penggabungan etnis Öri Gomo dan Öri Raya mengalami
kekalahan pada Pilkada Nias Selatan tahun 2020, yang disebabkan oleh kegagalan
mereka dalam membangun ikatan identitas etnis, selain itu sentimen etnis Öri Gomo
terhadap figur Idealisman Dachi yang mengarah pada konflik politik di masa lalu yang
berakibat pada tergerusnya suara Idealisman Dachi-Sozanolo Nduru. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa politik identitas berbasis etnis masih menjadi instrumen penting
dalam kontestasi politik lokal di Kabupaten Nias Selatan dan tetap relevan untuk dikaji
dalam konteks politik elektoral daerah
Deskripsi Lengkap