Penelitian ini mengkaji peran kohesi institusional dalam perkembangan kelembagaan
ASEAN di bidang manajemen bencana alam sejak 1967 hingga pembentukan ASEAN
Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA
Centre) pada 2011. Analisis berfokus pada enam variabel utama kohesi menurut
Nguitragool dan Rüland (2015), yaitu: worldview, trust, identity, defection, power
sensitivity, dan knowledge generation. Dengan pendekatan kualitatif-deskriptif dan
metode studi dokumen, penelitian ini menelusuri proses transformasi normatif dan
kelembagaan ASEAN melalui periodisasi historis dari fase pra-transformasi hingga
institusionalisasi. Temuan menunjukkan bahwa kohesi institusional ASEAN berkembang
dari bentuk kerja sama ad hoc yang lemah dan terikat pada prinsip non-intervensi, menuju
struktur kelembagaan kolektif melalui ASEAN Agreement on Disaster Management and
Emergency Response (AADMER) dan pembentukan AHA Centre. Kohesi ini terbentuk
melalui kesamaan persepsi terhadap ancaman bencana sebagai isu lintas batas,
peningkatan kepercayaan dan kapasitas kolektif, serta kemampuan produksi dan
pertukaran pengetahuan. Meskipun masih menghadapi tantangan seperti defeksi
kebijakan dan sensitivitas kekuasaan, arah institusionalisasi ASEAN dalam manajemen
bencana menunjukkan kecenderungan progresif. Studi ini berkontribusi dalam
memperkaya literatur mengenai kerja sama regional ASEAN serta menegaskan
pentingnya kohesi institusional sebagai fondasi dalam menghadapi tantangan keamanan
non-tradisional.
Deskripsi Lengkap