Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana proses perubahan penilaian
pemilih terhadap Prabowo Subianto terjadi pasca-rebranding dalam Pilpres 2024.
Menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma konstruktivis, studi ini
mengkaji pengalaman subjektif tiga pemilih muda (Gen Z) melalui wawancara
mendalam dan dianalisis menggunakan Teori Penilaian Sosial. Strategi
rebranding yang diamati mencakup pembangunan citra baru ?kakek gemoy?,
endorsement dari elite politik seperti Presiden Jokowi, serta pemanfaatan media
sosial, konten visual kreatif, dan jingle kampanye yang dirancang untuk
menjangkau generasi muda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi
komunikasi ini mampu menurunkan resistensi terhadap citra lama Prabowo yang
militeristik dan otoriter, serta secara bertahap memindahkan persepsi pemilih dari
latitude of rejection menuju latitude of acceptance. Perubahan penilaian ini terjadi
melalui proses asimilasi simbolik dan resonansi emosional yang difasilitasi oleh
media digital. Penelitian ini memberikan kontribusi teoritis terhadap Teori
Penilaian Sosial dengan menunjukkan bahwa individu yang awalnya berada
dalam posisi penolakan pun dapat mengalami pergeseran sikap apabila pesan
politik disampaikan secara strategis, relevan, dan sesuai dengan nilai yang
dimaknai secara personal oleh pemilih.
Deskripsi Lengkap