Praktik jurnalistik mengalami perubahan yang radikal. Kemapanan media cetak
tergoyahkan dengan kehadiran media daring. Perubahan dalam produksi, konsumsi, dan
preferensi penggunaan media telah menempatkan media cetak pada posisi kemunduran.
Satu per satu media cetak mengalami penutupan karena tidak mampu bertahan. Penelitian
ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana rasionalitas tindakan jurnalis media lokal
dalam merespons perubahan arena jurnalistik yang drastis. Penelitian ini menggunakan
paradigma interpretif dengan metode studi kasus. Dalam paradigma ini, peneliti
memaknai tindakan-tindakan rasional jurnalis lokal. Peneliti melakukan wawancara
dengan informan penelitian yang terdiri dari empat informan utama dan dua informan
tambahan. Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerangka
pemikiran dari Max Weber tentang rasionalitas tindakan. Kerangka pemikiran Weber
tersebut diletakkan dalam konteks arena jurnalistik yang mengalami perubahan drastis.
Tindakan rasional jurnalis lokal dapat dilihat dalam bentuk instrumental maupun
substantif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasionalitas instrumental berdurasi
pendek dan muncul dalam bentuk sporadis dan parsial sesuai dengan konteks
kebutuhannya. Rasionalitas instrumental jangka pendek ini terjadi karena perubahan
aspek produksi konten, distribusi konten, dan pola konsumsi konsumen yang berubah.
Para jurnalis tidak bisa lagi membedakan apakah tindakan mereka bersifat instrumental
atau substantif. Perubahan ranah jurnalistik yang pesat membuat para jurnalis tidak bisa
membedakan secara jelas jenis tindakan mereka karena percepatan digital tidak
mengantisipasi penundaan. Kesimpulan penelitian menunjukkan adanya dualitas
rasionalitas. Sebagai implikasi, harapan untuk menghasilkan media daring lokal yang
bernas dan idealis semakin kabur karena proses rasionalisasi yang dilakukan. Pengelola
media daring lokal harus mengikuti logika bisnis digital. Persaingan yang sangat
kompetitif dan berorientasi keuntungan memaksa pengelola media daring melakukan
beragam rasionalisasi. Selanjutnya, muncul pariah baru dalam praktik jurnalistik yang
ditentukan oleh selera warganet. Ketika teori Weber tentang rasionalitas tindakan
digunakan dalam penelitian ini, ternyata tidak bisa lagi dipisahkan dengan jelas jenis
tindakan rasional para jurnalis tersebut. Temuan tersebut memberikan kebaruan pada
penelitian ini dari aspek penggunaan teori Weber tentang rasionalitas tindakan.
Penelitian-penelitian sebelumnya yang menggunakan kerangka rasionalitas tindakan
Weber menemukan dikotomi yang jelas antara rasionalitas instrumental dan rasionalitas
substantif. Saran untuk penelitian lanjutan adalah menggunakan paradigma lain, seperti
kritis, untuk melihat fenomena ini.
Deskripsi Lengkap