Deskripsi Lengkap

Disertasi
No. Panggil DS-ANT 002/2025 Far m
Judul Menganjingkan Manusia: Umpatan sebagai Strategi Dehumanisasi dalam Kultur Suporter Sepakbola Indonesia
Pengarang Faridhian Anshari
Penerbit dan Distribusi 2025
Subjek
Kata Kunci Anjing, Dehumanisasi, Indonesia, Suporter sepakbola, dan Umpatan.
Lokasi Gedung MBRC Lantai 2
Ketersediaan
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
DS-ANT 002/2025 Far m 2025-0002 TERSEDIA
Ulasan Anggota
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 82440
Sampul
Abstrak
Tulisan ini mengkaji praktik umpatan dalam kelompok suporter sepakbola Indonesia melalui pendekatan fenomenologi dan metode etnografi. Selama tiga tahun (2022?2024), peneliti mengamati 52 pertandingan di 10 stadion wilayah Jabodetabek, menggunakan observasi lapangan, wawancara, eksperimen sosial, dan keterlibatan langsung dalam kehidupan komunitas suporter. Hasil tulisan menunjukkan bahwa umpatan tidak semata merupakan ekspresi marah atau agresif, melainkan juga saluran emosi kompleks seperti frustasi, kecewa, sedih, dan euforia. Umpatan berfungsi sebagai ritus emosional yang kolektif, membangun atmosfer, serta memperkuat solidaritas kelompok. Penggunaan umpatan dalam komunitas suporter, juga menjadi kode budaya yang diwariskan dan dipelajari, serta penanda identitas dan loyalitas kelompok. Chant yang mengandung umpatan tampil dalam bentuk lisan dan visual, dikoordinasi oleh capo, menciptakan struktur emosional yang teratur dan menyatukan massa. Praktik ini menjadi bagian dari ritual suporter sebelum, saat, dan sesudah pertandingan. Selain fungsi afektif dan sosial, umpatan juga memuat dimensi simbolik, terutama melalui penggunaan metafora binatang seperti ?Anjing? untuk mendehumanisasi lawan. Adapun dalam konteks ini, umpatan dapat bersifat terencana, menjadi strategi simbolik untuk membangun dominasi terhadap kelompok lain. Umpatan ?Anjing? juga terbukti situasional dan temporer, bermakna karena dirasakan secara kolektif, bukan sekadar dimengerti secara literal. Temuan lain juga menjelaskan umpatan ?Anjing? di stadion adalah praktik situasional yang arbitrer dan temporer, berfungsi sebagai ritus emosional yang bermakna karena dirasakan, bukan dimaksudkan untuk dimengerti pihak lain. Tulisan ini merekomendasikan pendekatan edukatif dan kontekstual dalam memahami ekspresi verbal suporter, melalui konsep ?Umpatan Kolektif sebagai Strategi Atmosferik?, yang menegaskan bahwa umpatan dalam konteks stadion bukan sekadar ujaran verbal yang bersifat individu dan spontan, tetapi sebuah bentuk komunikasi performatif yang dirancang untuk membentuk atmosfer emosional yang khas