Fenomena meningkatnya partisipasi pemilih muda dalam Pemilu 2024 mendorong
partai politik untuk menyesuaikan strategi komunikasi politiknya, termasuk dengan
mengusung calon anggota legislatif dari kalangan muda. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis bagaimana Rahmat Saleh, calon legislatif dari Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) di daerah pemilihan Sumatera Barat I, membangun citra sebagai
caleg muda melalui strategi impression management dan visual framing di media
sosial, khususnya Instagram. Menggunakan kerangka teori dramaturgi dari Erving
Goffman dan model visual framing dari Grabe dan Bucy (2009), penelitian ini
mengidentifikasi dua bingkai utama yang digunakan yaitu ideal candidate dan
populist campaigner. Metode yang digunakan adalah analisis konten kualitatif
terhadap 83 unggahan Instagram selama masa kampanye (28 November 2023 ? 14
Februari 2024), diperkuat dengan wawancara mendalam sebagai teknik triangulasi
data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rahmat Saleh memanfaatkan simbolsimbol kesederhanaan, kepedulian terhadap pendidikan (#SumbarCerdas),
kedekatan dengan tokoh nasional, serta keterlibatan dalam isu-isu religius dan
kultural Minangkabau. Strategi ini memperlihatkan upaya untuk membangun narasi
egaliter agar sesuai dengan karakter masyarakat Minang yang dikenal berdaya
juang tinggi, religius, dan menjunjung nilai persamaan. Penelitian ini menegaskan
pentingnya media sosial sebagai alat pembentukan citra politik, serta bagaimana
framing visual dan narasi personal digunakan untuk menciptakan kedekatan
emosional dan meningkatkan daya pilih di kalangan pemilih muda dan perempuan.
Deskripsi Lengkap