Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana khalayak dewasa awal menginterpretasikan sosok mahasiswi berhijab dalam konten edukatif @gitasav di Instagram. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma post-positivisme, kajian ini berlandaskan pada teori khalayak aktif, serta teori budaya partisipatif dan kecerdasan kolektif dari Henry Jenkins. Data dikumpulkan melalui analisis tematik atas konten terpilih di Instagram dan wawancara mendalam terhadap empat informan dari Generasi Z yang dipilih secara purposif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interpretasi khalayak tidak bersifat tunggal, melainkan kompleks dan dinamis. Terdapat tujuh temuan utama: (1) pluralitas latar sosial dan religius membentuk pergeseran interpretasi terhadap hijab; (2) adanya kompromi terhadap interpretasi "hijab sebagai simbol kesalehan"; (3) kesadaran media yang tinggi mendorong resistensi terhadap narasi populer; (4) keterlibatan dalam budaya meme menunjukkan ambivalensi dalam membentuk stereotip baru; (5) status sosial ekonomi memengaruhi daya tawar terhadap tekanan; (6) interpretasi laki-laki yang mempertahankan pandangan normatif dan kurang menyadari beban simbolik perempuan berhijab; dan (7) media sosial menjadi arena tarik-menarik antara reproduksi dan resistensi interpretasi. Temuan ini menegaskan bahwa khalayak dewasa awal merupakan subjek aktif dalam proses pembentukan, yang tidak hanya mengonsumsi tetapi juga menginterpretasikan identitas perempuan berhijab dalam budaya digital
Deskripsi Lengkap